Celurit

 

Ketika mendengar celurit, pasti dibenak kita adalah membayangkan tentang 'carok' orang-orang madura. Senjata tajam berbentuk melengkung/sabit ini identik dengan barang bawaan khas orang madura khususnya laki-laki. Dalam carok, senjata ini digunakan sebagai lambang untuk mempertahankan harga diri orang madura dalam duel carok.

Misalnya ketika ada perselingkuhan atau istrinya diambil orang lain. Maka carok adalah keputusan terakhir dalam penyelesaiannya jika tidak bisa diselesaikan dengan berdamai. Uniknya, jika pihak yang mengambil istri terbunuh, maka tak ada satupun keluarganya yang akan menuntut balas, karena mereka sadar dan malu jika dalam keluarganya ada yang mengambil istri orang. Akan tetapi sebaliknya, jika yang terbunuh adalah suami sah istri yang diambil, maka akan muncul dendam 7 turunan dari pihak keluarganya.

Saya tidak akan membahas carok secara panjang lebar dalam tulisan kali ini. Akan tetapi saya hanya ingin menampilkan beberapa jenis celurit orang madura sebagai benda khas mereka. Senjata ini ada beberapa jenis seperti are’ lancor, takabuwan, bulu ajem, bulu pete’, daun perrengan, karangkengan dan sejenisnya. Ada beberapa nama yang belum saya temukan gambarnya di internet.

Dan berikut adalah salah satu gambar yang saya dapat dari kaskus.
Bentuk celurit
Dan ini salah satu jenis Are' Lancor milik ayah saya, tapi hanya sebatas hiasan dinding saja. (Are' = Arit = Celurit dalam bahasa madura).

Lancor
Beberapa hiasan dinding di rumah saya
No comment :D
Sedikit tambahan pepatah orang madura:

- Mon ta’ bangal acarok ja’ ngako oreng Madura
(Jika tidak berani melakukan carok jangan mengaku sebagai orang Madura).

- Oreng lake’ mate acarok, oreng bine’ mate arembi
(laki-laki mati karena carok, perempuan mati karena melahirkan).

Ango’an poteya tolang etembang poteya mata
(lebih baik berputih tulang [mati] daripada berputih mata [menanggung malu]).