The Rave (Part 1)

Sugeng petang para pembaca yang budiman semuanya. Ada cerita yang menurut saya unik dari pengalaman membuat film pertama kali pada jaman dahulu kala. :D



Waktu kuliah di LP3i Bussiness College Malang, saya dan kawan-kawan sekelas pernah berkesempatan membuat film-filman. Sebenarnya ini adalah salah satu tugas mata kuliah Bahasa Inggris, jadi dalam film ini ya harus pakai Bahasa Inggris, walaupun bisa dibilang masih 'belepotan'.


Dalam pembuatan film ini, kita amat sangat menikmati proses pembuatannya walaupun harus kejar-kejaran dengan deadline pengumpulan tugas. Alasannya karena kita menikmati lokasi-lokasi yang kita jadikan tempat pengambilan adegan. Di antaranya ada 2 tempat wisata air terjun di Kota Batu, yaitu Coban Talun dan Coban Rais. Kemudian ada Wisma Tumapel Malang, sebuah rumah tua yang pernah dijadikan lokasi uji nyali salah satu stasiun televisi nasional, dan termasuk dalam episode uji nyali paling mencekam waktu itu. Lalu ada sebuah hutan kecil, atau lebih tepatnya bisa juga disebut pekarangan desa setempat yang dijadikan tempat pengambilan beberapa potongan adegan, karena lokasinya yang mendukung dengan isi skenario. Dan beberapa adegan lagi kita menggunakan ruang rapat di kampus.

The Rave artinya sambutan hangat. Tapi dalam film ini 180 derajat sangat berseberangan dengan suasana hangat. Kenapa? Karena lokasi yang kita ambil sangat dingin hawanya, dan mungkin beberapa tempat paling dingin di Kota Batu. Dari konsep dan tema ceritapun jauh dari sifat kehangatan, bahkan penuh dengan ketegangan dan kericuhan. Jadi, apa makna 'hangat'nya? Menurut salah satu nara-sumber kita, kehangatan terjadi saat semua perjuangan dari awal cerita membuahkan hasil memperoleh suatu benda berharga berbekal kekompakan tim ekspedisi, di tengah-tengah hawa dingin lokasi air terjun serta konflik antara tokoh utama dan tokoh pesaingnya.

Secara teknis, pembuatan film ini sangat sangat senderhana sekali. Bahkan bisa dibilang cukup miskin. Entah itu miskin alat yang ala kadarnya hanya memakai kamera pocket pinjaman, ataupun miskin ilmu tentang teori perfilman itu sendiri, mulai dari pengambilan gambar, editing, sampai hasil akhir film itu sendiri. Padahal ide dan konsep cerita yang sudah dibuat sudah sangat matang sekali.


Movie Poster :D
lokasi : Wisma Tumapel - Malang
Ada keinginan untuk memproduksi ulang film itu lagi dengan persiapan teknis yang lebih matang dari sebelumnya. Dimulai dengan syuting ulang menggunakan kamera yang lebih memadai untuk sebuah perfilman, minimal kamera DSLR yang murah dengan hasil maksimal seperti yang saya ketahui dari grup DCI (DSLR Cinematography Indonesia) di facebook. Tapi ada beberapa kendala yang mungkin menjadi 'momok' untuk mengerjakannya. Pertama, para crew dari The Rave ini sudah berpencar satu sama lain, sehingga menyulitkan jika berkumpul lagi membuat ulang versi yang lebih apik. Kedua, ada yang merantau, meneruskan kuliah di kampus lain, ada juga yang kerja. Mustahil sekali jika kita berkumpul dalam waktu yang bersamaan, kecuali jika ada keajaiban. :D

Yaah... semoga saja keinginan ini cepat atau lambat bisa terwujud. Aamiin...

(part 2)